|
PEMERINTAH KABUPATEN
LAMONGAN DINAS KESEHATAN UPT. LABORATORIUM
KESEHATAN DAERAH Jl. Ki Sarmidi Mangunsarkoro No. Telp.(0322) 321338 L A M O N G A N ![]() |
PUBLIKASI ILMIAH
PEMERIKSAAN ALT ( ANGKA LEMPENG TOTAL )
SAMPEL MAKANAN
DI UPT. LABKESDA LAMONGAN
DISUSUN OLEH :
Anna Susanti, Amd.KL
KTA . 352404993
UPT. LABKESDA LAMONGAN
2023
A. LATAR
BELAKANG
Angka Lempeng Total (ALT) merupakan angka yang menunjukkan
jumlah koloni bakteri aerob mesofilik yang terdapat pada per gram ataupun per
milliliter sampel uji.[1]Prinsip
ALT ialah metode yang dimaksudkan untuk menghitung pertumbuhan koloni bakteri
aerob mesofil setelah sampel ditanam pada lempeng media padat dengan cara tuang
(poure plate) yang selanjutnya diinkubasi selama 24-48 jam pada suhu
35-37°C. Dipilihnya suhu 35-37°C karena menurut Cappucino (2008) bakteri aerob
mesofilik dapat tumbuh dengan baik pada suhu tersebut.
Pada
pengujian mikrobiologi, bakteri dibiakkan pada bahan berisi nutrisi yang
disebut media. Media bisa berupa cairan seperti kaldu serta dapat pula berupa
padatan seperti agar dan gelatin. Fungsi dari media sendiri yaitu untuk
menunjang pertumbuhan bakteri yang memiliki persyaratan nutrisi yang rumit agar
dapat tumbuh dengan optimal.
Adapun
media yang digunakan pada pengujian ALT ialah PCA (Plate Count Agar). Masa
inkubasi yang berisi biakan dilakukan dengan cara cawan petri dibalik. Hal ini
dimaksudkan untuk menghindari jatuhnya butir air hasil pengembunan yang
disebabkan oleh suhu inkubator.
Apabila pada cawan hingga terdapat air yang jatuh maka akan merusak pembacaan
angka lempeng total dari sampel yang diuji nantinya. Cara inokulasi yang
dipilih adalah cara tuang, dimana hal ini dimaksudkan untuk melihat pertumbuhan
bakteri aerob mesofil yang membutuhkan oksigen dalam pertumbuhannya, sehingga
akan teramati pertumbuhan bakteri aerob mesofil tersebut akan berada
dipermukaan lempeng agar, dikarenakan pertumbuhannya yang mencari oksigen.
Dengan demikian, pada pengamatan angka lempeng total ini, koloni bakteri yang
dicari atau dihitung yakni yang tumbuh di permukaan lempeng agar.
Penggunaan
Media PCA untuk uji ALT ini terlebih dahulu ditambahkan TTC 0.5 % (trifeniltetrazolium
klorida). Pengunaan TTC pada PCA ini biasanya ditambahkan sebanyak 1 ml dalam
1000 ml media PCA. TTC ini berfungsi sebagai indikator yang akan direduksi
sehingga memberikan warna pada koloni bakteri yang akan diamati, dengan
demikian hal tersebut dapat membedakan antara koloni bakteri dengan kotoran
yang bisa saja berasal dari residu sampel yang dapat mengganggu pengamatan
koloni bakteri.[3]
Pengujian
ALT melewati dua tahap penting yaitu tahap pengenceran dan tahap pencawanan.
Tahan pengenceran biasanya dilakukan secara desimal, yaitu 1:10, 1:100, 1:1000
dan seterusnya. Larutan yang digunakan untuk pengenceran dapat berupa larutan
buffer fosfat, 0.85% NaCl atau larutan ringer.[3] Selanjutnya
pada tahap pencawanan, metode yang sering digunakan yaitu metode hitung cawan.
Prinsip dari metode ini ialah sel mikroba yang masih hidup ditumbuhkan pada
medium agar, kemudian sel mikroba tersebut akan berkembang biak dan membentuk
koloni yang dapat dilihat secara visual dan kemudian dihitung tanpa
menggunakan mikroskop (Waluyo,
2016).[4] Metode
hitung cawan dapat dibedakan atas dua cara, yaitu metode tuang (pour plate)
dan metode sebaran (spread plate).[5]
Untuk melaporkan
hasil analisis mikrobiologi dengan cara hitungan cawan digunakan suatu standar
yang disebut Standard Plate Counts (SPC) yaitu sebagai
berikut.
·
Cawan yang dipilih dan hitung adalah yang mengandung
antara 30-300 koloni bakteri. Hal ini dikarenakan jumlah mikroorganisme dalam
sampel tidak diketahui sebelumnya, maka untuk memperoleh sekurang-kurangnya
satu cawan yang mengandung koloni dalam jumlah yang memenuhi syarat tersebut
harus dilakukakn sederetan pengenceran dan pencawanan.
·
Beberapa koloni yang bergabung menjadi satu
membentuk kumpulan koloni besar, yang mana jumlah koloninya diragukan dapat
dihitung sebagai satu koloni.
·
Satu deretan (rantai) koloni yang ditunjukkan
sebagai garis padat dihitung sebagai satu koloni.
Kelebihan
dari uji ALT dengan metode hitung cawan, yakni metode ini sensitif untuk
menghitung mikroba, karena hanya sel hidup yang dihitung. Selain itu beberapa
jenis mikroba dapat dihitung sekaligus serta dapat digunakan untuk isolasi dan
Identifikasi mikroba sebagai koloni yang terbentuk dapat berasal dari mikroba
yang memiliki kenampakan tertentu (Waluyo, 2016).[5]
Selain memiliki kelebihan,
adapun kelemahan dari metode uji angka lempeng total antara lain sebagai
berikut:[6]
·
Terdapat potensi koloni yang berasal dari lebih dari
satu sel mikroba, misalnya mikroba berpasangan, rantai atau kelompok sel.
·
Dimungkinkan untuk adanya pengurangan jumlah sel
mikroba yang sebenarnya.
·
Adanya kemungkinan untuk spesies mikroba yang
tidak dapat tumbuh selama masa inkubasi karena penggunaan media agar, suhu, pH,
dan kadar oksigen.
·
Memungkinkan jenis mikroba tertentu untuk tumbuh dan
menyebar di permukaan media agar, sehingga menghalangi mikroba lain yang dapat
mempengaruhi proses penghitungan.
·
Penghitungan dilakukan pada media agar dengan
populasi mikroba 30 sampai 300 koloni. Jika populasi memiliki kurang dari 30
koloni, ini akan menghasilkan penghitungan statistik yang tidak akurat,
sedangkan jika lebih dari 300 koloni akan menghasilkan yang sama karena
persaingan antar koloni.
·
Perhitungan populasi mikroba dapat didasarkan pada
waktu inkubasi, yang biasanya berlangsung selama 24 jam atau lebih.
B.
PEMERIKSAAN
ALT SAMPEL MAKANAN
Langkah
pemeriksaan
1.
Penyiapan bahan pemeriksaan makanan padat
a. Spesimen yang
dihancurkan dengan menggunakan blender
b. Masukan 10
gram bahan tersebut ke dalam labu erlenmayer berskala
c. Tuangkan 90
ml air garam phisiologis atau aquadest steril atau garam buffer phosphate
d. Kocok sebanyak
25 kali sampai homogen
e. Bahan dengan
pengenceran tersebut siap dipergunakan untuk pemeriksaan angka kuman, MPN, dan
pemeriksaan biakan.
2.
Pemeriksaan angka kuman cara pemeriksaan :
a. Siapkan 6
tabung reaksi, susun pada rak tabung masing-masing tabung secara berurutan di
beri tanda sebagai kode pengenceran dan tanggal pemeriksaan
b. Siapkan 7
petri dish steril. Pada 6 petri dish diberi tanda sesuai kode pengenceran dan
satu petri dijadikan control
c. Pada tabung
ke dua sampai ke enam diisi dengan 9 ml air garam phisiologis.
d. Kocok bahan
specimen diatas dalam labu erlenmayer sebanyak 25 kali sampai homogen. Ambil 10
ml masukan ke tabung ke satu
e. Pindahkan 1
ml bahan dari tabung ke satu ke dalam tabung ke dua dengan pipet, cairan dibuat
sampai homogen
f. Dari
masing-masing tabung diatas diambil 1 ml dimasukan ke dalam masing-masing petridish
steril
g. Kemudian ke
dalam petridish dituangkan plate count agar cair yang telah dipanaskan sebanyak
15-20 ml. Masing-masing petridish di goyang perlahan-lahan hingga tercampur
merata dan biarkan hingga dingin dan membeku.
h. Masukan dalam
incubator 370oC selama 2 x
24 jam dalam keadaan terbalik.
i. Control di
buat dari cairan air garam phisiologis atau aquadest.
j. Pembacaan
dilakukan setelah 2 x 24 jam dengan cara menghitung jumlah koloni yang tumbuh
pada tiap petri dish.
C.
HASIL
KEGIATAN PEMERIKSAAN ALT SAMPEL MAKANAN
|
|
JENIS
MAKANAN YANG DIPERIKSA |
|||||
NO |
PUSKESMAS |
BIOLOGI |
|
KIMIA |
|||
|
|
MEMENUHI |
TIDAK |
JML |
MEMENUHI |
TIDAK |
JML |
|
|
SYARAT |
MMNH.
SYRT |
|
SYARAT |
MMNH.
SYRT |
|
|
|
|
|
|
|
|
|
1 |
Bluluk |
7 |
3 |
10 |
1 |
|
1 |
2 |
Sukorame |
|
|
|
|
|
|
3 |
Ngimbang |
6 |
|
6 |
|
|
|
4 |
Sambeng |
|
|
|
|
|
|
5 |
Mantup |
|
|
|
|
|
|
6 |
Kembangbahu |
|
|
|
3 |
|
3 |
7 |
Sugio |
|
|
|
|
|
|
8 |
Kedungpring |
1 |
|
1 |
|
|
|
9 |
Dradah |
|
|
|
|
|
|
10 |
Modo |
8 |
4 |
12 |
|
|
|
11 |
Karangpilang |
|
|
|
|
|
|
12 |
Babat |
6 |
|
6 |
|
|
|
13 |
Moropelang |
3 |
1 |
4 |
|
|
|
14 |
Sukodadi |
|
|
|
|
|
|
15 |
Sumberaji |
|
|
|
|
|
|
16 |
Pucuk |
6 |
2 |
8 |
4 |
|
4 |
17 |
Lamongan |
13 |
2 |
15 |
8 |
|
8 |
18 |
Tikung |
7 |
2 |
9 |
|
|
|
19 |
Dermolemahbang |
1 |
|
|
|
|
|
20 |
Deket |
12 |
5 |
17 |
|
|
|
21 |
Glagah |
|
|
|
|
|
|
22 |
Karangbinangun |
6 |
2 |
8 |
|
|
|
23 |
Kalitengah |
|
|
|
|
|
|
24 |
Turi |
|
|
|
|
|
|
25 |
Karanggeneng |
|
|
|
|
|
|
26 |
Sekaran |
|
|
|
|
|
|
27 |
Maduran |
1 |
|
1 |
1 |
|
1 |
28 |
Laren |
5 |
|
5 |
|
|
|
29 |
Brondong |
8 |
|
8 |
|
|
|
30 |
Paciran |
|
|
|
|
|
|
31 |
Tlogosadang |
|
|
|
|
|
|
32 |
Payaman |
|
|
|
|
|
|
33 |
Karangkembang |
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Jumlah |
90 |
21 |
111 |
17 |
0 |
17 |
Daftar
Pustaka :
a.
Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia nomor : 715/Menkes/SK/V/2003
Tentang Persyaratan Hygiene Sanitasi Jasa Boga
b.
Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia nomor : 1098/Menkes/SK/VII/2003 tentang Rumah Makan dan Restoran
c.
Peraturan Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik
Indonesia Nomor : HK.00.06.1.52.4011 tentang Penetapan batas maksimum cemaran
mikroba dan kimia dalam makanan
Catatan :
·
Dipublikasikan tanggal 17 Mei 2023
pukul 13.00
·
Alamat Blog :
http://labkesdalamongan.blogspot.com
TANDA TERIMA
Nama : ANNA SUSANTI, A.Md,KL
Tanggal : 17 Mei 2023
Perihal : Serah Terima Bukti
Publikasi Ilmiah
Bersama ini saya menyerahkan
Publikasi Ilmiah dengan judul “ PEMERIKSAAN SAMPEL ALT MAKANAN DI UPT. LABKESDA
LAMONGAN”
Penerima Ketua Hakli DPC. Lamongan SIS CHRIDIATNO, AMd,KL KTA.352404941 |
Yang Menyerahkan ANNA SUSANTI, AMd. KL KTA .
352404993 |