Jumat, 19 Mei 2023

 

PEMERINTAH KABUPATEN LAMONGAN

DINAS KESEHATAN

UPT. LABORATORIUM KESEHATAN DAERAH

Jl. Ki Sarmidi Mangunsarkoro No.  Telp.(0322) 321338

L A M O N G A N

 




 

 

PUBLIKASI ILMIAH

PEMERIKSAAN ALT ( ANGKA LEMPENG TOTAL )

SAMPEL MAKANAN

DI UPT. LABKESDA LAMONGAN

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

DISUSUN OLEH :

Anna Susanti, Amd.KL

KTA . 352404993

 

 

 

 

 

 

 

 

UPT. LABKESDA LAMONGAN

2023

 

 

 

 

 

A.       LATAR BELAKANG

 

Angka Lempeng Total (ALT) merupakan angka yang menunjukkan jumlah koloni bakteri aerob mesofilik yang terdapat pada per gram ataupun per milliliter sampel uji.[1]Prinsip ALT ialah metode yang dimaksudkan untuk menghitung pertumbuhan koloni bakteri aerob mesofil setelah sampel ditanam pada lempeng media padat dengan cara tuang (poure plate) yang selanjutnya diinkubasi selama 24-48 jam pada suhu 35-37°C. Dipilihnya suhu 35-37°C karena menurut Cappucino (2008) bakteri aerob mesofilik dapat tumbuh dengan baik pada suhu tersebut.

Pada pengujian mikrobiologi, bakteri dibiakkan pada bahan berisi nutrisi yang disebut media. Media bisa berupa cairan seperti kaldu serta dapat pula berupa padatan seperti agar dan gelatin. Fungsi dari media sendiri yaitu untuk menunjang pertumbuhan bakteri yang memiliki persyaratan nutrisi yang rumit agar dapat tumbuh dengan optimal.

Adapun media yang digunakan pada pengujian ALT ialah PCA (Plate Count Agar). Masa inkubasi yang berisi biakan dilakukan dengan cara cawan petri dibalik. Hal ini dimaksudkan untuk menghindari jatuhnya butir air hasil pengembunan yang disebabkan oleh suhu inkubator. Apabila pada cawan hingga terdapat air yang jatuh maka akan merusak pembacaan angka lempeng total dari sampel yang diuji nantinya. Cara inokulasi yang dipilih adalah cara tuang, dimana hal ini dimaksudkan untuk melihat pertumbuhan bakteri aerob mesofil yang membutuhkan oksigen dalam pertumbuhannya, sehingga akan teramati pertumbuhan bakteri aerob mesofil tersebut akan berada dipermukaan lempeng agar, dikarenakan pertumbuhannya yang mencari oksigen. Dengan demikian, pada pengamatan angka lempeng total ini, koloni bakteri yang dicari atau dihitung yakni yang tumbuh di permukaan lempeng agar.

Penggunaan Media PCA untuk uji ALT ini terlebih dahulu ditambahkan TTC 0.5 % (trifeniltetrazolium klorida). Pengunaan TTC pada PCA ini biasanya ditambahkan sebanyak 1 ml dalam 1000 ml media PCA. TTC ini berfungsi sebagai indikator yang akan direduksi sehingga memberikan warna pada koloni bakteri yang akan diamati, dengan demikian hal tersebut dapat membedakan antara koloni bakteri dengan kotoran yang bisa saja berasal dari residu sampel yang dapat mengganggu pengamatan koloni bakteri.[3]

Pengujian ALT melewati dua tahap penting yaitu tahap pengenceran dan tahap pencawanan. Tahan pengenceran biasanya dilakukan secara desimal, yaitu 1:10, 1:100, 1:1000 dan seterusnya. Larutan yang digunakan untuk pengenceran dapat berupa larutan buffer fosfat, 0.85% NaCl atau larutan ringer.[3] Selanjutnya pada tahap pencawanan, metode yang sering digunakan yaitu metode hitung cawan. Prinsip dari metode ini ialah sel mikroba yang masih hidup ditumbuhkan pada medium agar, kemudian sel mikroba tersebut akan berkembang biak dan membentuk koloni yang dapat dilihat secara visual dan kemudian dihitung tanpa menggunakan mikroskop (Waluyo, 2016).[4] Metode hitung cawan dapat dibedakan atas dua cara, yaitu metode tuang (pour plate) dan metode sebaran (spread plate).[5]

Untuk melaporkan hasil analisis mikrobiologi dengan cara hitungan cawan digunakan suatu standar yang disebut Standard Plate Counts (SPC) yaitu sebagai berikut.

·         Cawan yang dipilih dan hitung adalah yang mengandung antara 30-300 koloni bakteri. Hal ini dikarenakan jumlah mikroorganisme dalam sampel tidak diketahui sebelumnya, maka untuk memperoleh sekurang-kurangnya satu cawan yang mengandung koloni dalam jumlah yang memenuhi syarat tersebut harus dilakukakn sederetan pengenceran dan pencawanan.

·         Beberapa koloni yang bergabung menjadi satu membentuk kumpulan koloni besar, yang mana jumlah koloninya diragukan dapat dihitung sebagai satu koloni.

·         Satu deretan (rantai) koloni yang ditunjukkan sebagai garis padat dihitung sebagai satu koloni.

Kelebihan dari uji ALT dengan metode hitung cawan, yakni metode ini sensitif untuk menghitung mikroba, karena hanya sel hidup yang dihitung. Selain itu beberapa jenis mikroba dapat dihitung sekaligus serta dapat digunakan untuk isolasi dan Identifikasi mikroba sebagai koloni yang terbentuk dapat berasal dari mikroba yang memiliki kenampakan tertentu (Waluyo, 2016).[5]

Selain memiliki kelebihan, adapun kelemahan dari metode uji angka lempeng total antara lain sebagai berikut:[6]

·         Terdapat potensi koloni yang berasal dari lebih dari satu sel mikroba, misalnya mikroba berpasangan, rantai atau kelompok sel.

·         Dimungkinkan untuk adanya pengurangan jumlah sel mikroba yang sebenarnya.

·         Adanya kemungkinan untuk spesies mikroba yang tidak dapat tumbuh selama masa inkubasi karena penggunaan media agar, suhu, pH, dan kadar oksigen.

·         Memungkinkan jenis mikroba tertentu untuk tumbuh dan menyebar di permukaan media agar, sehingga menghalangi mikroba lain yang dapat mempengaruhi proses penghitungan.

·         Penghitungan dilakukan pada media agar dengan populasi mikroba 30 sampai 300 koloni. Jika populasi memiliki kurang dari 30 koloni, ini akan menghasilkan penghitungan statistik yang tidak akurat, sedangkan jika lebih dari 300 koloni akan menghasilkan yang sama karena persaingan antar koloni.

·         Perhitungan populasi mikroba dapat didasarkan pada waktu inkubasi, yang biasanya berlangsung selama 24 jam atau lebih.

 

B.   PEMERIKSAAN ALT SAMPEL MAKANAN

 

Langkah pemeriksaan

 

1.        Penyiapan bahan pemeriksaan makanan padat

a.    Spesimen yang dihancurkan dengan menggunakan blender

b.    Masukan 10 gram bahan tersebut ke dalam labu erlenmayer berskala

c.    Tuangkan 90 ml air garam phisiologis atau aquadest steril atau garam buffer phosphate

d.    Kocok sebanyak 25 kali sampai homogen

e.    Bahan dengan pengenceran tersebut siap dipergunakan untuk pemeriksaan angka kuman, MPN, dan pemeriksaan biakan.

 

2.        Pemeriksaan angka kuman cara pemeriksaan :

a.    Siapkan 6 tabung reaksi, susun pada rak tabung masing-masing tabung secara berurutan di beri tanda sebagai kode pengenceran dan tanggal pemeriksaan

b.    Siapkan 7 petri dish steril. Pada 6 petri dish diberi tanda sesuai kode pengenceran dan satu petri dijadikan control

c.    Pada tabung ke dua sampai ke enam diisi dengan 9 ml air garam phisiologis.

d.    Kocok bahan specimen diatas dalam labu erlenmayer sebanyak 25 kali sampai homogen. Ambil 10 ml masukan ke tabung ke satu

e.    Pindahkan 1 ml bahan dari tabung ke satu ke dalam tabung ke dua dengan pipet, cairan dibuat sampai homogen

f.     Dari masing-masing tabung diatas diambil 1 ml dimasukan ke dalam masing-masing petridish steril

g.    Kemudian ke dalam petridish dituangkan plate count agar cair yang telah dipanaskan sebanyak 15-20 ml. Masing-masing petridish di goyang perlahan-lahan hingga tercampur merata dan biarkan hingga dingin dan membeku.

h.    Masukan dalam incubator 370oC selama 2 x 24 jam dalam keadaan terbalik.

i.      Control di buat dari cairan air garam phisiologis atau aquadest.

j.      Pembacaan dilakukan setelah 2 x 24 jam dengan cara menghitung jumlah koloni yang tumbuh pada tiap petri dish.

 

 

 

C.      HASIL KEGIATAN PEMERIKSAAN ALT SAMPEL MAKANAN

 

 

JENIS MAKANAN YANG DIPERIKSA

NO

PUSKESMAS

BIOLOGI

 

KIMIA

 

 

MEMENUHI

TIDAK

JML

MEMENUHI

TIDAK

JML

 

 

SYARAT

MMNH. SYRT

 

SYARAT

MMNH. SYRT

 

 

 

 

 

 

 

 

 

1

Bluluk

7

3

10

1

 

1

2

Sukorame

 

 

 

 

 

 

3

Ngimbang

6

 

6

 

 

 

4

Sambeng

 

 

 

 

 

 

5

Mantup

 

 

 

 

 

 

6

Kembangbahu

 

 

 

3

 

3

7

Sugio

 

 

 

 

 

 

8

Kedungpring

1

 

1

 

 

 

9

Dradah

 

 

 

 

 

 

10

Modo

8

4

12

 

 

 

11

Karangpilang

 

 

 

 

 

 

12

Babat

6

 

6

 

 

 

13

Moropelang

3

1

4

 

 

 

14

Sukodadi

 

 

 

 

 

 

15

Sumberaji

 

 

 

 

 

 

16

Pucuk

6

2

8

4

 

4

17

Lamongan

13

2

15

8

 

8

18

Tikung

7

2

9

 

 

 

19

Dermolemahbang

1

 

 

 

 

 

20

Deket

12

5

17

 

 

 

21

Glagah

 

 

 

 

 

 

22

Karangbinangun

6

2

8

 

 

 

23

Kalitengah

 

 

 

 

 

 

24

Turi

 

 

 

 

 

 

25

Karanggeneng

 

 

 

 

 

 

26

Sekaran

 

 

 

 

 

 

27

Maduran

1

 

1

1

 

1

28

Laren

5

 

5

 

 

 

29

Brondong

8

 

8

 

 

 

30

Paciran

 

 

 

 

 

 

31

Tlogosadang

 

 

 

 

 

 

32

Payaman

 

 

 

 

 

 

33

Karangkembang

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Jumlah

90

21

111

17

0

17

 

Daftar Pustaka :

a.        Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia nomor : 715/Menkes/SK/V/2003 Tentang Persyaratan Hygiene Sanitasi Jasa Boga  

b.        Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia nomor : 1098/Menkes/SK/VII/2003 tentang Rumah Makan dan Restoran

c.         Peraturan Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia Nomor : HK.00.06.1.52.4011 tentang Penetapan batas maksimum cemaran mikroba dan kimia dalam makanan

 

Catatan :

 

·           Dipublikasikan tanggal 17 Mei 2023 pukul 13.00

·           Alamat Blog : http://labkesdalamongan.blogspot.com

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

TANDA TERIMA

 

 

Nama : ANNA SUSANTI, A.Md,KL

Tanggal : 17 Mei 2023

Perihal : Serah Terima Bukti Publikasi Ilmiah

 

 

 

Bersama ini saya menyerahkan Publikasi Ilmiah dengan judul “ PEMERIKSAAN SAMPEL ALT MAKANAN DI UPT. LABKESDA LAMONGAN”

 

        

 

 

Penerima

Ketua Hakli DPC. Lamongan

 

 

 

SIS CHRIDIATNO, AMd,KL

KTA.352404941

 

Yang Menyerahkan

 

 

 

ANNA SUSANTI, AMd. KL

KTA . 352404993

 

 

 

 

 

 

 

    

 

Design by | - |